Kamis, 11 Oktober 2012

KONFLIK (Tugas Kelompok)

Sejarah Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Pengenalan Konflik
Apabila dalam organisasi individu dan kelompok terjadi interaksi, maka selalu berpotensi terjadinya konflik. Hal itu terjadi ketika ada kompetisi atau gangguan dari campur tangan timbal balik antar orang-orang dalam organisasi. Dalam hal ini kapan saja individu dibawa bersama-sama di dalam suatu Iingkungan organisasi yang terstruktur, dan potensial untuk konflik memungkinkan. Seperti beberapa organisasi atau lembaga yang memiliki kelompok kerja, dan kondisi tersebut biasanya dapat meningkatkan konflik. Dalam kegiatan organisasi selalu terjadi konflik, khususnya yang terkait dengan organisasi adalah multiple approach avoidance conflict, yaitu pendekatan rangkap dalam menghidari konflik, yang maksudnya berbagai kombinasi pengalaman dari orang untuk dijadikan pedoman dalam menghindari terjadinya konflik, baik konflik yang bersifat merusak atau membangun, hal tersebut sesuai dengan pemikiran Sloma, bahwa suatu konflik tidak merusak bilamana konflik tersebut dapat menghasilkan keuntungan positif bagi organisasi, sedangkan konflik merusak adalah konflik yang tidak memberikan keuntungan atau bahkan melemahkan organisasi. Dengan demikian dalam menghindari konflik diperlukan pengalaman dari berbagai pengalaman baik pengalaman pimpinan, pengelola maupun seluruh anggota organisasi, agar dapat memilah
dan mengidentifikasi secara matang apakah konflik yang terjadi bersifat membangun atau sebaliknya.
Menurut Nara Sumber
•    Menurut Monday dan Premeau : conflict is antagonism or opposition between or among persons, yang artinya konflik adatah pertentangan atau oposisi antara atau antar para orang.

•    Menurut Boyce dkk , conflict is disagreement resulting from differences between two or more individuals or groups,  maksudnya konflik adalah perselisihan paham sebagai hasil perbedaan antara dua atau lebih individu atau kelompok.

•    Menurut Hampton, conflict is commonly used to mean a number of things such as competition, opposition, imcompaiihilhy, irreconcilability, disharmony, clash, fighting, and contention. Yang berarti bahwa konflik biasanya digunakan untuk sejumlah hal seperti kompetisi, oposisi, ketidakcocokan, irrekonsilabilitas atau sesuatu yang tidak dapat didamaikan, kepincangan atau kejanggalan, persilisihan, perkelahian, pertengkaran.

•    Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik


Sifat- Sifat Konflik

Berdasarkan Sifatnya, konflik dibagi atas tiga yaitu:

1. Specific Conflict
Specific conflict adalah sebuah konflik yang bersumber dari masalah-masalah yang sifatnya spesifik (khas) misalanya dalam konteks idiologi, warisan berupa budaya, kepercayaan, tradisi serta wilayah.

Contoh Specific conflict: Konflik Etnis di Sampit (Kalimantan Tengah)
Konflik etnis di Kalimantan Tengah ini membuat Sampit tiba-tiba menjadi sangat terkenal pada pertengahan Februari 2002. Namanya ibarat nama selebritis yang menjulang ke angkasa, disebut-sebut para penyiar televisi dan radio, ditulis oleh wartawan koran dan majalah. Itulah Sampit, ibukota Kabupaten Kotawaringin Timur, yang menjadi saksi bisu terjadinya saling bantai antar anak manusia yang kebetulan berbeda latar belakang suku.
Konflik Sampit terjadi antara warga pendatang (Madura) dan suku Dayak. Konflik ini banyak dipicu oleh kenyataan bahwa etnis Madura pada taraf tertentu telah menjelma menjadi kelompok yang berhasil menguasai berbagai sumberdaya ekonomi, sementara disisi lain perilaku sosial mereka yang cenderung eksklusif semakin menegaskan komunalitas etnisnya. Maka ketika terjadi gesekan-gesekan sosial, meskipun itu kecil, dengan etnis Dayak sebagai penduduk asli cukup untuk menyulut sebuah konflik yang massif dan berkepanjangan.

2. General Conflict
General Conflict adalah suatu konflik dimana sifat konflik tersebut memiliki nilai kesamaan yang bersifat umum dalam arti kata meskipun konflik itu pada awalnya hanya melibatkan dua pihak secara langsung akan tetapi akibat adanya kesamaan (keterkaitan) maka mengakibatkan keterlibatan pihak lain. Misalnya masalah agama, Etnis, HAM, Lingkungan hidup, dan Ancaman Nuklir.

Contoh General Conflict: Kasus Film Fitna
Film anti Al-Quran bikinan politikus sayap ultra kanan Geert Wilders resmi disiarkan online pada tanggal 28 Maret 2008. Kepala Nabi Muhammad SAW disugestikan meledak. Penyiaran film bertitel Fitna itu diumumkan dalam websites partai pimpinan Wilders, Partij voor de Vrijheid/PVV (Partai untuk Kebebasan), dan ditautkan ke liveleak.com, Keputusan Wilders ini mendahului sidang gugatan sela di Pengadilan Rotterdam yang diajukan oleh organisasi muslim di Belanda.
Hari-hari menjelang pemublikasian film ini sebelumnya telah membuat pemerintah Belanda nerveus, karena khawatir akan timbul dampak politik dan ekonomi berupa boikot produk seperti menimpa Denmark. Pemerintah Belanda secara resmi mengambil jarak terhadap isi film ini dan menegaskan bahwa visi Wilders tidak mewakili negeri dan rakyat Belanda. Film Fitna yang dipantau langsung detikcom isinya jelas menghina, melecehkan dan memprovokasi pemeluk agama Islam, yang merupakan visi politik Wilders.
Pada bagian akhir film ini dimunculkan gambar kartun Nabi Muhammad SAW dengan surban berbentuk bom di kepala, bersumber dari kartun Jyllands-Posten. Setelah beberapa detik disugestikan bahwa bom itu meledak. Penyiaran film Fitna ini langsung menjadi headline siaran berita waktu utama seluruh kanal televisi di Belanda. Film ini membuat jutaan orang Muslim di berbagai belahan dunia melayangkan protes dan melakukan demontrasi. Mereka merasa bahwa martabat mereka sebagai pemeluk agama Islam telah dilecehkam melalui film itu dan menuntut adanya penarikan film dan pemboikotan situs-situs yang menayakan film tersebut.






3. Inter-Connected Conflict
Inter-connected conflict adalah suatu konflik yang saling kait-mengkait dimana meskipun pada awalnya konflik itu diakibatkan hanya karena satu persoalan, akan tetapi setelah kejadian merembes ke persoalan lainnya baik dari segi substansi maupun aktornya.

Contoh Inter-connected conflict: Invasi Uni Soviet di Afghanistan (1979-1989)
Perang Uni Soviet-Afghanistan merupakan bagian dari Perang Dingin, dan Perang Saudara Afghanistan. Perang ini memiliki dampak yang sangat besar, dan merupakan salah satu faktor runtuhnya kekuatan Uni Soviet pada tahun 1991.
Konflik yang berujung perang antara Uni Soviet (bersama PDRA atas permintaan bantuan militer oleh PDRA) dengan Afghanistan (Mujahidin) terjadi akibat adanya perbedaan pandangan Ideologi dalam menjalankan proses pemerintahan. Kubu Uni Soviet mendukung tindakan reformasi ekonomi dan sosial, dimana Partai Demokrasi Rakyat Afghanistan menerapkan program reformasi bergaya Soviet. Perubahan hukum tentang perkawinan dan tanah tidak diterima secara baik oleh masyarakat setempat yang mengikuti tradisi Islam. Akibat dari itu, ribuan anggota dari elit tradisional, pemuka-pemuka agama, dan paranormal diadili menjadi alasan bagi kubu Mujahidin (Islam Fundamentalis) untuk melakukan pemberontakan.
Invasi Uni Soviet ditandai dengan masuknya bala tentara pada tanggal 25 Desember 1979. Pasukan Uni Soviet atas permintaan PDRA mengambil alih kendali, melakukan berbagai macam operasi atas kaum mujahidin. Melihat keadaan yang demikian, Amerika Serikat pun ikut andil. Karena takut semakin meluasnya pengaruh Soviet maka Amerika mengirim bantuan kepada Afghanistan berupa persenjataan dan uang tunai. Para Mujahidin didukung dengan dana sebesar Tiga miliar Dollar oleh Amerika Serikat yang berseteru dengan Uni Soviet pada masa itu. Demikian pula dengan Inggris, Pakistan dan negara Arab lainnya. Bantuan militer tersebut cukup ampuh dalam mengimbangi semangat juang kaum mujahidin yang pada akhirnya mampu memukul mundur pasukan Uni Soviet.
Jadi selain adanya masalah internal PDRA dan kaum mujahidin Afghanistan adapula perang eksternal antara Uni Soviet dan AS baik dibidang ideology maupun militer. Setelah Perang dengan beribu-ribu korban meninggal dan kerusakan yang begitu parah, Uni Soviet akhirnya meninggalkan Afghanistan dengan penarikan tentara terakhir dilakukan pada tanggal 2 Februari 1989. Amerika pun ikut meninggalkan Afghanistan.

Bentuk – bentuk konflik
Berdasarkan bentuknya, konflik dibagi atas tiga yaitu:
1. Pseudo Conflict
Pseudo Conflict atau konflik tersembunyi (konflik batin) adalah sebuah bentuk konflik yang masih tersembunyi namun menuntuk kewaspadaan atau antisipasi kalau-kalau muncul ke permukaan.
Contoh Pseudo Conflict: Konflik Batin
Seorang yang baru lulus dari SMK jurusan Teknik Informatika mendapat tawaran pekerjaan di sebuah perusahaan periklanan. Perusahaan ini mengkhususkan diri memproduksi iklan-iklan berbentuk animasi untuk ditampilkan di televisi. Pemuda ini memang lulusan dari program studi Teknik Informatika, tetapi jurusan yang diambil bukan multi media melainkan jurusan jaringan. Karena itu, ia tidak tahu banyak mengenai program-program aplikasi yang dibutuhkan dalam pembuatan animasi. Hal ini ia sadari betul. Ia sangat yakin jika ia terima tawaran tersebut pasti tidak bisa bekerja dengan baik, bahkan akan mengecewakan perusahaan tersebut. Namun di sisi lain, melihat sulitnya mencari lapangan kerja dan besarnya gaji yang ditawarkan oleh perusahaan iklan itu, ia sangat ingin menerima tawaran tersebut. Ia bingung untuk menentukan sikap, menerima atau menolak tawaran itu. Pertentangan ini membuat dia murung sepanjang waktu.
2. Silent Conflict
Silent Conflict atau konflik semu adalah suatu bentuk konflik yang belum dinyatakan dan masih bersifat koar-koar (adu mulut) atau istilah familiarnya Perang Dingin.
Contoh Silent Conflict: Perang Dingin antara Rusia dengan Negara-negara Barat (AS dan NATO)
“Rusia tidak menghendaki perang dingin, tetapi juga tidak takut menghadapinya. Dan, kalau Pakta NATO berniat putus hubungan dengan Rusia, maka silahkan saja. Itu tidak masalah bagi Rusia. Kalau karena itu, Rusia tidak diterima menjadi anggota organisasi perdagangan dunia WTO, maka juga tidak apa-apa. Semua syarat menjadi anggota WTO yang sudah diterima Rusia tapi merugikan perekonomian negeri beruang merah itu akan dibekukan”. (petikan pidato Presiden Rusia)
Babak baru perang dingin antara Rusia dan Barat telah dimulai. Indikasi dimulainya perang dingin ini adalah silang pendapat Rusia dan Barat dalam menyikapi berbagai persoalan seperti, rencana penempatan sistem anti rudal AS di Eropa Timur, keluarnya Moskow dari perjanjian pengurangan senjata konvensional di Eropa, keberatan Rusia atas usaha Barat untuk memisahkan Kosovo dari Serbia, dideportasinya diplomat Rusia dan Inggris menyusul meningkatnya aktifitas spionase kedua negara ini.
Sejak runtuhnya Uni Soviet dan pembubaran perjanjian Pakta Warsawa, dengan pimpinan AS, NATO mempergunakan kesempatan berkurangnya keamanan di Eropa Timur dan berkurangnya pengaruh Rusia di kawasan tersebut untuk memperluas jangkauan kekuasaannya ke wilayah tersebut. Dalam kesempatan ini, AS dalam usahanya melemahkan pertahanan Rusia, pada tahun 2001 dengan sepihak telah keluar dari perjanjian pelarangan pengembangan Rudal anti Balistik (ABM) yang disepakati pada tahun 1972, dan melaksanakan draf sistem anti rudal di Eropa Timur. Oleh karenanya Rusia melihat rencana Wasington ini mengancam stabilitas negaranya.
Setelah 17 tahun runtuhnya Uni Soviet, Rusia dan Barat belum pernah melakukan langkah positif untuk menyelesaikan berbagai persoalan diantara mereka. Sebagai dua kekuatan yang saling bersaing, Rusia dan Barat selalu mengejar kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan. Penentangan Rusia terhadap usaha Barat untuk memisahkan Kosovo dari Serbia dapat dinilai sebagai persaingan mereka dalam bidang Geostrategis. AS dan Uni Eropa tengah berusaha mengurangi pengaruh tradisional Rusia di kawasan Balkan. Namun tekanan Barat atas Rusia akan mempengaruhi pula perilaku negara ini di kawasan-kawasan lain di dunia. Jelas sekali bahwa dalam rangka menghadapi ancaman-ancaman Barat, Rusia akan memperkuat hubungannya dengan kekuatan-kekuatan regional seperti Cina dan India, juga dengan lembaga-lembaga regional seperti Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO).
3. Actual Conflict
Actual Conflict adalah konflik yang nyata terjadi antara satu pihak dengan pihak lain dengan menggunakan kekuatan fisik maupun senjata api dan senjata tajam.
Contoh Actual Conflict: Invasi Militer Amerika serikat ke Irak
Invasi Irak 2003 dengan kode “Operasi Pembebasan Irak” secara resmi mulai pada tanggal 20 Maret 2003. Tujuan resmi yang ditetapkan Amerika Serikat adalah untuk “melucuti senjata pemusnah masal Irak, mengakhiri dukungan Saddam Hussein kepada terorisme, dan memerdekakan rakyat Irak”. Sebagai persiapan, pada 18 Februari 100.000 tentara Amerika Serikat dimobilisasikan di Kuwait. Amerika Serikat menyediakan mayoritas pasukan untuk invasi ini, dengan dukungan dari pasukan koalisi yang terdiri dari lebih dari 20 negara dan suku Kurdi di utara Irak. Invasi Irak 2003 inilah yang menjadi pembuka Perang Irak.
Invasi Amerika terhadap Irak pada 20 Maret 2003 tepatnya pukul 05.35 waktu Irak, yaitu negeri yang porak poranda akibat perang teluk serta perang berkepanjangan ditambah dengan sanksi ekonomi yang dipaksakan PBB. Dengan dalih keamanan dunia dengan menuduh Irak mengembangkan senjata pemusnah masal, serta mengusung HAM dan demokrasi dengan menjatuhkan Rezim Sadam. Menjadikan geram negara-negara eropa, bahkan seluruh dunia. Dan sekaligus hal ini semakin memperjelas ambisi Amerika untuk menguasai dunia setelah sebelumnya menguasai Afghanistan.
Okupasi yang kemudian dilakukan oleh pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat mengakibatkan berlanjutnya peperangan antara para pemberontak dengan pasukan koalisi. Tentara Baru Irak lalu dibentuk untuk menggantikan tentara lama Irak setelah dibubarkan oleh koalisi, dan diharapkan tentara baru ini akan mengambil alih tugas-tugas koalisi setelah mereka pergi dari Irak. Dan diantara peperangan yang terjadi antara para pemberontak, koalisi, dan tentara baru Irak, perang saudara antar kelompok mayoritas Syi’ah dan minoritas Sunni masih berlanjut sampai sekarang. Sebab dan akibat terjadinya perang ini sampai kini masih kontroversial.
Dasar terjadinya konflik
1.    Jenis- jenis konflik
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima
jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi, antara lain :



1)    Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
-    Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
-    Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
-    Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya yang sering kali menimbulkan konflik.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :

-    Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
-    Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
-    Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2)     Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.

3)     Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.

4)    Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.

5)    Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
2.    Penyebab terjadinya konflik


-    Keraguan dan kecurigaan mulai mengemuka, dan iklim di antara kelompok-kelompok merosot.
-    Persepsi atas kelompok luar menjadi terdistorsi atau terstereotipkan dan terpolarisasikan, dengan komentar komentar verbal yang memisahkan kelompok-kelpmpok yang “baik” dari kelompok-kelompok yang “buruk”
-    Kepatuhan dan perasaan perasaan yang berkaitan seperti keramahan, kertetrarikan , keakraban dan kepentingan.
-    Kepatuhan kepada norma kelompok dan konformitas juga meningkat daklam setiap kelompok
-    Kelompok-kelompok mempersiapkan diri merka sendiri bagi kepemimpinan dan pengarahan yang lebih otoritarian.
-    Prilaku memusuhi, hubungan komunikative yang berkurang dan tanda2 lain hubungan antar kelompok menjadi tampak.
-    Pemisahan komplet sama-sama diharapkan dan setiap bentuk usaha yang positif terhenti.


3.    Contoh – contoh konflik
-    Konflik yang terjadi di dalam kelompok kami sendiri yaitu saat mengerjakan makalah ini, kami berdebat mengenai urutan-urutan di dalam makalah yang akan kami susun.
-    Misalkan anda memiliki seorang pegawai yang tampaknya tidak bekerja dengan sungguh sungguh seperti anda sebagai layaknya seorang anggota tim. Apakah masalah anda? Mungkin anda mengatakan bahwa harus diputuskan apakah anda akan mengeluarkan atau mempertahankan pegawai itu. Tapi apakah keadaan si pegawai itu yang sebenarnya ingin anda ubah? Anda perlu membuat keputusan itu sebelum anda dapat menentukan apakah anda benar-benar mempunyai masalah. Bila anda memutuskan untuk memecat pegawai itu, anda tidak mempunyai masalah.

KESIMPULAN
konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Dan konflik akan terjadi apabila ada perbedaan pendapat antara satu pihak dengan pihak lainnya, ataupun satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Konflik sendiri memiliki sifat sifat antaranya, specifiect conflict, general conflict, dan inter-connected conflict
    Dan salah satu contoh dari konflik adalah kasus perbedaan pendapat antara suatu individu dengan individu ataupun suatu kelompok dengan kelompok lainnya yang mana bila konflik tersebut tidak ada yang menengahi maka akan mungkin menyebakan kekerasan.

DAFTAR PUSTAKA
-    http://jannaluchuw.wordpress.com/2010/05/10/jenis-sifat-dan-bentuk-konflik/
-    http://id.shvoong.com/business-management/management/2008566-jenis-jenis-konflik/
-    Pace R. Wayne dan Don F. Faules, garis miring (Komunikasi Organisasi). Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar